Wednesday, January 4

Hoaaaheeemmm

Umur ngga menentukan kedewasaan seseorang. Mau umur lo 12 kek, 54 kek 105 kek... belom tentu. Dan orang lain pun ngga akan bisa menilai tingkat kedewasaan kita, vice versa. Kalo sampe kita sok ngenilai kedewasaan orang lain, saat itu juga kita harus mulai mempertanyakan kedewasaan kita sendiri.

Kedewasaan berpikir, menurut gue datang dan pergi seirama dengan tingkat kejernihan hati dan niat. Niat yang baik, apapun itu biasanya dipikirkan dengan hati yang jernih. Memang, apa yang kita anggap baik bagi orang lain itu relatif. Dan bukan ga mungkin ada sedikit kebokisan terselip di dalamnya. But, over all, its the thought that counts, asal maksud kita baik dan asal kita ngga memaksakan kebaikan itu sbab apapun pasti susah dijalani apabila ada rasa terpaksa, even yang namanya kebaikan.

Balik lagi ke masalah kedewasaan... hari ini kita bisa aja mengeluarkan kata-kata bijak eh, tau-tau besok udah make topeng peter pan lagi dan ngga mau brenti becanda. Kesimpulan gue (terhadap kata 'dewasa' yang selama ini belum pernah nempel di depan atau di belakang nama gue. ditambah pula orang2terdekat gue, bahkan gue sendiri, selalu mempertanyakan tingkat kedewasaan yg gw miliki), hidup itu bukan masalah dewasa ngganya seseorang melainkan 'baik' 'ngga'nya hati seseorang dan mampu-ngga'nya hati itu berjuang demi kebaikan. sbab kalo udah ketempel kata dewasa, kok rasanya udah tua gitu lho.

intinya: kejernihan kebersihan pikiran penglihatan ucapan pendengaran dan perbuatan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home